ON RAINY DAY
‘’AKU mengenalnya singkat mungkin ia tak menyadari rasaku . aku mulai jatuh cinta pada hari itu namun aku masih dengan orang lain’’
Cinta memang semua orang akan mersakan bagaimana rasanya begitupun orang sepertiku. Cinta itu buta adalah argument remaja yang baru saja dewasa tapi cinta itu dapat membedakan mana yang berharga dan tidak mngkin sudah tau maksudku. Ya dalam kehidupan seseorang akan sering mengalami kegagalan dan akhirnya, juga akan berlabuh pada satu hati itulah sistematikannya walau cinta bukanlah teks prosedur.
Aku mulai merasakan hal itu ketika batang usiaku mulai dewasa. Seperti orang-orang lain yang menganggap masa-masa sma adalah masa bahaagia. entahlah, aku tidak ingin berpendapat masalah itu Awalnya aku mempunyai seorang kekasih sebut saja dengan miss Y namun mengapa aku seperti hanya dibuat pelampiasan cintanya saja , sakit ? tentu, karna aku juga manusia biasa yang masih punya hati yang peka terhadap apa saja bentuk perasaan. Tetepi aku masih belum bisa melepasnya, mengapa? Karna aku hanya ingin ditemani. Alasan yang tidak terlalu baik namun aku berusaha jujur pada diri sendiri dan orang lain.
Karna hubungan dengan miss Y tidak berangsur membaik, aku mulai berusaha mencoba cari penggantinya. walau tak semudah kita meludah di sembarang tempat tapi itulah yang kurasakan. Miss Y itu cantik ya memang itulah nilai+ yang ia miliki juga idaman ku. Tak lama dari keinginankju untuk mencari pengganti miss Y, aku mulai berkenalan dengan adik kelasku Cuma lewat media social walau begitu aku masih bisa melihat aslinya di sekolah.
Suatu hari cuaca di sekolah ku tidak baik, mentaripun enggan menampakkan sinarnya. Begitupun pikiranku yang masih saja merenung meloading maslah cinta hubunganku dengan miss Y. keberuntungan juga tidak membaik hari itu jam akhir peljaran matematika betapa membosankan, bertemu dengan perhitungan yang berderet-deret yahhh begitulah, Aku selalu menunggu bel pulang berbunyi. Dan yah penantian tiba bel berbunyi dengan di iringi sorak para pelajar yang mulai ingin pulang. Tak kusangka saat aku mulai melangkah keluar aku mendapati miss Y menungguku
‘
‘’haiii’’ miss Y memulai pembicaraan juga sapaan rutin
‘’hai juga’’ sahutku
‘’pulang bareng yukk mmpung hujan bisa romantic gitu, oia aku pengen yang manis-manis nanti mampir ya di tempat biasa’’ dengan nada ceria khas miss Y
‘’iya’’ jawabku pendek dan menghela nafas sedikit, aku tau ia hanya mengajakku karna ia hanya ingin sesuatu
‘’al,, kok bengong sih’’ membuyarkan lamunanku
‘’ oh hehhe maaf ya’’ jawabku
Setelah melangkah keluar bersama kudapati adik kelasku yang baru kukenal namanya lia ayu. Biasanya dipanggil liu. Ia sedang berteduh dengan temannya aku pura-pura tidak menatapnya karna aku sedang dengan miss Y, aku tidak ingin ia mengetahui keadaan ku ini. walau sejujurnya aku ingin sekali menyapa, dan melihat senyumnya, harus kutahan. Saat itu aku merasa ingin lebih dekat dengan liu namun lagi-lagi harus kutahan. Mengapa? Karna aku tidak ingin memberinya harapan palsu.
Sejenak ku merasa ada sesuatu dalam hatiku pada liu, yah rasa suka walau akhirnya akan menjadi cinta. Tak sadar aku menatap liu dari kejauhan ia masih tetap berdiri santai menunggu hujan reda. Aku tetap melangkah ke toko biasanya yang menjual berbagai macam kue.
‘’ al, lihat apa sih. Serius banget, mikir apa sihh’’ miss Y mulai bawel
‘’ gapapa kok. Ayo cepetan beli yang manis-manis’’ sahutku santai
‘’ iya nih, nanti bayarin ya’’
‘’ he’em ‘’ sudah kuduka pasti akan begini
‘’ aku udah beli, semua totalnya 7.ooo gapapa kan’’
‘’gapapa” sahutku enteng masih murah
Al,, kata itu yang menjadi panggilan saying miss Y memang namaku aleeris hutama. Tidak seprti pasangan yang lain yang selalu miliki sebutan unik pada kekasihnya. Miss Y memang tak menyanyangi ku sepenuh hati, aku sadar ia masih mencintai mantannya. Ohhh,, ini sudah rencana allah padaku
Malam-malam aku merenung aku mencoba menghibur diri aku ingin mengirim pesan pada liu. Ah hanya iseng tapi aku senang kadang ketika aku menanyakan hal-hal mengenai perasaan liu jarang sekali merespon, ia memang begitu orangnya. Tiba-tiba ketika aku sedang asyik dengan pemikiranku pada lui miss Y tiba-tiba memberi kabar bahwa ia ingin mengakhiri hubungan ini. Tanpa pertimbangan panjang aku mengiyakan permohonannya kenapa? Aku tak ingin lama-lama dengan orang yang tak tulus padaku. Seperti kemarin saja hari bahagia kini air matapun mulai jatuh.
Hari-hari masih saja berganti dan inilah hidup kukatakan pada diriku sendiri tak ada pelangi tanpa hujan. Aku mulai menjalani hidup dengan sederhana begitu sederhana aku selalu datang pagi kesekolah dengan kue yang selalu kubawa unuk menemaniku sekedar duduk-duduk di koridor atau di depan kelas ku. Entah mengapa pada hari itu aku melihat liu dan aku sadar ia akan lewat di depanku karn akelas kami searah. Dan yapp ia memang lewat di depanku tapi mengapa ia hanya lewat begitu saja, apa ia tak mengenaliku atau ia hanya pura-pura saja? Harapan mendapat senyumnya itu sia-sia.
Saat ini di tempat ku memasuki musim penghujan, musim yang menenangkan tapi juga lambang kesendirian itu bagiku. Setiap hari aku selalu basah kuyup hujan memang selalu datang dengan keramaian, aku tidak ingin berpendapat jelek tentang hujan lagipula hujan itu anugrah yang maha kuasa. Sudah seminggu dan menjadi sebulan ini aku masih sendiri,bukan waktu yang lama untuk seorang single mengeluh. aku menaruh harapan pada liu tapi aku masih ragu padanya.
Tiba-tiba allah memberi jalan pada hambanya,sepulang sekolah hari itu (sabtu) hujan deras turun di area sekolah ku, mau tak mau aku harus menunggu reda. Aku mencari tempat duduk yang nyaman di koridor kesukaanku. Sekolahku memang cukup luas tapi Cuma koridor depan lapangan basket ini yang kusuka. Koridor lain terasa membosankan apalagi koridor penghubung kelas ips. Aku melihat wajah yang tak asing bagiku, itu liu. Aku yakin itu liu duduk dengan expresi biasa menatap rintikan deras hujan. Mungkin iya menikmati pemandangan didepannya itu pikir ku
Tak lama kemudian aku memcoba mendekatinya, dekat sekali. Duduk bersama ini hal sederhan tapi istimewa bagiku. Aku mulai mencoba membuka percakapan dengannya walau sebenarnya aku gak tau apa yang akan jadi pokok bahasan duhh ngomong aja ribet inikan ngomong sama adik kelas bukan sama guru bahasa Indonesia yang selalu mengutamakan intonasi dan gaya bahasa
‘’liuu’’ nada seceria mungkin
‘’ iya, ‘’ dengan senyum manis diwajahnnya
‘’lihatin hujan serius amat, apa lagi mikir sesuatu’’ jawabku singkat
‘’ ohh enggak Cuma lihat hujan aja deras tapi sejuk. ’’ kali ini wajah nya menggambarkan mimik yang menyimpan arti dalam.
‘’ ehmm gitu ya biasanya kalo di film-film hujan itu mempunyai banyak arti ya’’ tanyaku. mencoba mencari jawaban dari balik mimik wajahnya tadi walau aku bukan seorang filsuf.
‘’ iya tapi menurutku biasa saja’’ sahutnya pelan
‘’ ehmm kok gitu’’ aku masih penasaran
‘’ iya karna film itu cerita, jadi apapun arti hujan itu imajinasi manusia, imajinasi pengarang’’ semakin santai
‘’ oh gitu ya emang menurutmu gimana’’
‘’ ya biasa aja’’
‘’ beneran biasa aja ntar jadi biasa banget loo oopss hehehe’’ aku mulai sangat penasaran
‘’ menurutku hujan memang sangat biasa, bagaimana denganmu’’ kali ini ia menanyai ku, dan aku harus jujur
‘’ ehhmm menurutku hujan itu anugrah yang selalu mempunyai arti tersendiri bagi setiap orang,’’ jawabku ragu
‘’ iya sebenarnya begitu,’’ responnya
‘’ lalu, apakah ada yang special bagimu’’ sahutku cepat
‘’tidak, hujan hanya akan membuatku lebih tersendiri, lihat saja aku disini menunggu reda sendiri kecuali hari ini ada kamu. Sebenarnya aku ingin mempunyai teman yang bisa di sampinku saat ini’’ jawabnya
‘’ untuk mengobati kesendirian’’ kataku mencoba menangkap maksudnya
‘’ iya, tentu tapi semua itu hanya fantasi, tak mungkin ada orang yg datang tiba-tiba mengetahui tentang pribadi kita termasuk keinginan tak sendiri di waktu hujan’’
Kini aku tau maksudnya ia ingin pendamping sama sepertiku. Namun ia terlalu takut untuk membahas apa itu cinta mungkin saja ada frustasi dibalik itu semua. Dan akhirnya aku sadar mungkin belum waktunya ku menyatakan perasaan ku. Aku juga mengingat bagaiman reaksinya pada ku.
‘’ tetaplah menjadi alasanku, datang pagi-pagi hanya untuk sekedar melihat sosokmu berlalu walau aku terlalu malu dan pura-pura menyibukkan diri dengan kue bawaanku. Ku lakukan itu setiap hari karna aku yakin hari itu takkan terulang’’