Renang
ceria
30 menit terlewat masih
pada amanat Pembina upacara. Lima belas menit lagi, selesai. Aku sudah menunggu
lama untuk hal itu. Walau hanya beberapa menit akan terasa bertahun – tahun jika
kita menunggu. Ada satu hal yang kuharapkan, berenang bersama mereka hari ini.
aku pun tahu, sekolah kejuruan yang kutempati ini jauh dengan kolam renang. Aku
hanya berharap tidak lebih.
Tepatnya seminggu yang
lalu, seperti biasa menjalani segala macam pelajaran. Olahraga salah satunya,
keringat, panas, lelah merupakan atribut wajib dalam kegiatan ini. hari begitu
panas nan terik, namun semua harus mengakui jika panasnya memang benar – benar menusuk,
sementara diri berbohong dengan sugesti ini menyehatkan. Sususnan telah terjadi
seperti ini, olahraga dimulai tepat pada pukul 07.45 berakhir 09.30. waktu yang
masih pagi menurut mereka namun akan terasa beda saat keamarau.
Cross country adalah
materi saat itu, berlari melewati pinggiran sawah, meliuk, mendaki, dan turun. Awas
hati – hati jika tidak ingin terpeleset jatuh dan menahan sakit. Medan begitu
sederhana dipikiran namun alam tercipta begitu beragam, maka tersadarla mata
akan keindahan itu. Semua siswa pada kelas yang kutempati melewati semua itu,
bukan 1 putaran yang dilalui melainkan lebih, seingatku. Salah satu yang tidak
hati-hati terjatuh menjadi bahan tertawaan sementara itu yang tertawa diatas
duka seorang teman. Miris sekali
Setelah semua usai,
hasrat yang tak pernah tercapai sejak kelas 1 dan masih terpendam itu akan
diwujudkan, guru muda itu mengizinkan adanya kegiatan berenang bersama 1 kelas,
memang hal ini bukanlah kebetulan, karena kelas lain dengan guru berbeda telah
merasakan rennag kelas yang mengesankan. “kini giliranku” gumamku. Sampai hari
itu disepakati bahwa minggu depan akan pergi berenang dengan sayrat mendapat
izin dari guru pengajar hari itu.
Bukankah hari olahraga
adalah hari senin, bahkan senin penuh pelajaran produktif. Siswa SMK itu
terkenal enggan meninggalkan produktif. Ketua kelas beserta pengurus kelas
mengorganisasikan acara minggu depan itu. Terjadi perdebatan dengan apa kita
pergi ke kolam renang membawa sepeda motor sendiri, atau naik angkot. Jika naik
angkot langsung dihalte atau sewa?. Selain itu masih ada permasalahan berangkat
langsung atau dari sekolah dulu.
Berbagai logika
penyelesaian masalah telah dilakukan sampailah pada keputusan bahwa berangkat
dari sekolah dan mengikuti upacara dulu kemudian pergi berenang, masalah
kendaraan telah dipilih angkot sewa. Semua masalah yang ada terpecahkan walau
ada bebarapa umpatan disetiap siswa yang merasa keputusan itu tidak efisien. Namun
apa daya semua sudah deal dan untuk kepentingan bersama.
Hari berlalu penantian
itu akan menjadi nyata. Bukan sebuah kejutan dari raja dan ratu atau undian
berhadiah, melainkan sebuah angan kecil yang menjadi nyata. Yup time go faster,
senin tiba semua telah menyiapkan keperluan itu, berenang bersama akan
terwujud. Upacara upacara ayo cepatlah aku sudah tak sabar. Amanat guru yang
terasa lama , seperti sebuah syair yang pendek, berlalu dengan baik, aku
menunggu doa penutup, begitu syahdu pelantunnya, namun agak sedikit
bertele-tele, entah mengapa dibuat seperti itu, bukankah sekecil apapun doa
akan didengar dan keajaibannya yang dahsyat. Namun semua tak terasa akhirnya
bubar.
Aku sudah tidak sabar
untuk berenang bersama mereka teman-temanku. Agak berteriak seperti anak alay,
suatu kesedehanaan yang begitu indah, mereka menunggu guru muda itu muncul,
menunggu menit demi menit berlalu masih belum ada, kemanakah ia? Harap-harap
cemas. Apa mungkin tidak jadi. Berbagai prasangka buruk muncul. Bagaimana jika
tidak jadi bagaimana degan sewa angkotnya. Aku terdiam.
Lalu seseorang
berteriak, “wee pak ari”. Teriakan itu bagai terompet kemenangan, guru muda itu
muncul dan telah siap memandu perjalanan. Berdoa sebelum berangkat, ditengan
perjalanan raut wajah yang telah mennati itu kembali segar. Perjalanan begitu
asyik beberapa dari mereka mengikuti trend budaya selfie, sampai di angkot pun
selfie hanya saja untuk menunjukkan kekompakannya.
Sampai pada tujuan
kolam renang itu tampak sepi. Mungkin karena masih pagi ditambah hari kerja maklum
lah. Keadaan Airnya bening menyilaukan kebiruan seperti lantainya. Udaranya sejuk
di dalam pedesaan, ada penutupnya jadi sinar matahari tidak langsung kena pada
tubuh. Sudah tidak sabar sekali ingin langsung menyebur kedalam air, berenang
kesana kemari. Sampai lupa jika butuh pemanasan agar tidak cedera. Semua dilakukan
dengan khidmat, mulai dari berdoa dan pemanasan.
Guru muda itu
membolehkan kita untuk masuk kedalam air. Wuih senengnya hatiku, renang bersama
teman, seumur – umur renang bersama satu kelas terakhir saat SD kelas lima,
tapi sejarah tidak pernah sama, saat berenang mereka tertawa-tawa ada yang
takut air dan tenggelam. Ada yang memang takut kedalaman. Bermacam – macam. Kalo
aku memang gak jado berenang tapi gak takut kelelep. Hahaha.
Zaman berlalu begitu
pesat teknologi selalu berdampingan erat. Banyak teman yang memiliki smartphone
dari berbagai merk serta spesifikasi yang berbeda. Saat ditengah-tengah asyik
berenang seorang teman bernama tyas mengajak untuk selfie. Karena mereka tidak
memiliki kamera tahan air maka selfie ditepi kolam, berebut posisi agar tetap
terlihat dalam kamera, memasang gaya yang gokil tanpa kehilangan keseimbangan
di air, dan ekspresi muka yang tak kalah cakep*
Semua memilih dan meninmbang gaya masing-masing. Banyak sekali gambar yang diambil, senang sekali. Selfie
yang agak ekstrim jika smartphone itu terjatuh dari tongsis alangkah sedihnya
snag pemilik. Maka perjuangannya juga tak kalah hati – hati. Acara selfie nya
selesai, mereka mulai lelah menampakkan gaya. Banyaknya hasil selfie terasa
kurang jika tidak publish di media social.
|
bersama sebagian exso |
|
aidah,tyas,sifa,nurita |
|
yoga,andres, reyanldi, kik |
|
ini lagi kiki, andres, yoga, reynaldi |
Aku menawarkan untuk
mengunggahnya ke media social milikku. Aku berjanji akan tag mereka semua. Apalagi
saat itu aku memakai modem smartfren milikku, didaerahku sinyalnya kuat cepat,
dan bonus kuotanya lumayan sekali untuk mengunggah foto selfie yang berbagai
gaya itu. Hmm acara itu menyennagkan sekali. Berharap akan terulang.
*saya yang didepan anak memakai baju kuning heheh :) peace